Tulisan apapun itu, baris pertama dalam tulisan menentukan pembaca apakah akan melanjutkan membaca atau tidak. Itulah kenapa penulis memutar otak untuk menciptakan baris pertama, paragraf pertama. Sebagai contoh, saya membaca ulang karya penulis favorit saya, mencatat baris-baris pertamanya.

Berikut:

I’d never given much thought to how i would die–though i’d had reason enough in the last few months–but even if i had, i would not have imagined it like this. (Twilight-Stephenie Meyer)


Bahagianya ketika jatuh cinta. (Perjanjian Hati-Shanthy Agatha)

What does it mean to truly love another? (Dear John-Nicholas Sparks)


Tidak ada alasan untuk meninggalkan Amsterdam pada musim panas. (Perahu Kertas-Dee)


...Somehow the Love that never been told will become eternity... (Cinta Pertama-Okke Sepatu Merah)


Berawal dari sekedar curhat, setiap hari, keintiman itu datang tanpa diundang... (Satu Hati Tiga Sudut-KY)


People travel for different reasons. (Antologi Rasa-Ika Natassa)


Ada rindu dan juga ketakutan di mata laki-laki itu. Ia berdiri di tengah keramaian Soho, di depan sebuah resto gallery berlantai dua yang bernama Meadow. Matanya menatap ke arah papan pengumuman yang diletakkan tepat sebelum pintu masuk. (Orange-Windry Ramadhina)

Bagus dan menarik. Semua baris pertama tersebut dimulai dekat dengan konflik, gambaran cerita sudah terlihat.

Saya belajar dari mereka, membuat baris pertama yang sebisa mungkin bagus. Sayangnya di tengah memikirkan kata apa yang akan saya tulis, menjadi tidak jadi menulis apa-apa. Lembaran MS. Word tetap putih seperti saat membukanya. Boro-boro jadi karya, menulis sebarispun tak jadi.

Satu hal yang kemudian saya pahami, baris pertama dan paragraf pertama itu penting tetapi harap untuk tidak berharap lebih pada ide dan tulisan yang akan ditullis. Bukan ketulusan yang muncul tetapi tulisan yang dibuat-buat dan bahkan tidak jadi menulis. Pada dasarnya tujuan menulis fiksi adalah bercerita. Jadi niatnya adalah 'saya menceritakan kamu tentang...'

Soal akan menjadi karya bagus atau tidak itu belakangan. Tujuan pertama adalah menuliskan ide dari kepala ke tulisan. Memberi semangat untuk diri sendiri... Keep writing! Go go go!